Laksamana Muda TNI Dr. Ir. Abdul Rivai Ras, MM, MS, M.Si, IPU, ASEAN Eng yang akrab disapa ‘Bro Rivai’ , Calon Wakil Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Nomor periode 2024-2027 urut 5, menyampaikan tanggapan menyambut pelaksanaan Kongres XXIII organisasi profesi yang berdiri pada 23 Mei 1952 di Yogyakarta tanggal 5-6 Desember 2024.
“Saya menyambut baik pelaksanaan Kongres Persatuan Insinyur Indonesia yang mengangkat tema “Mendorong Pengembangan Teknologi Berbasis Kearifan Lokal”. Tema ini sangat relevan dengan tantangan global saat ini, di mana penting untuk menciptakan inovasi teknologi yang tidak hanya maju secara teknis, tetapi juga selaras dengan budaya, nilai-nilai lokal, dan kebutuhan masyarakat Indonesia. Upaya ini dapat memperkuat kemandirian bangsa dalam menghadapi tantangan industri dan mendorong daya saing di era globalisasi,” ucap Ketua Bidang Pertahanan dan Industri Strategis PII periode 2021-2024 ini.
“Kongres ini”, tambahnya lagi, “juga mencerminkan semangat gotong royong dalam mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan kearifan lokal. Hal ini menjadi peluang untuk menciptakan teknologi yang lebih inklusif, memberdayakan masyarakat, serta memperkuat potensi lokal yang selama ini kurang tereksplorasi. Bro Rivai percaya bahwa melalui forum ini, akan lahir solusi teknologi yang berdampak nyata dalam berbagai sektor seperti pertanian, energi terbarukan, hingga industri kreatif”.
Bro Rivai memandang Kongres Persatuan Insinyur Indonesia dengan penuh optimisme, terlebih dengan tema “Mendorong Pengembangan Teknologi Berbasis Kearifan Lokal” yang begitu relevan dengan kebutuhan bangsa. Dalam kongres ini, ia menaruh harapan besar agar tercipta kolaborasi yang erat antara insinyur, akademisi, pemerintah, dan pelaku industri. Baginya, sinergi ini adalah kunci untuk membangun ekosistem inovasi yang tidak hanya maju secara teknologi, tetapi juga selaras dengan identitas budaya bangsa.
Ia juga berharap, melalui forum ini, pengembangan sumber daya manusia menjadi salah satu fokus utama. Bro Rivai percaya bahwa teknologi berbasis kearifan lokal membutuhkan talenta yang memahami akar budaya dan konteks lokal, sekaligus mampu bersaing di tingkat global. Oleh karena itu, ia mendorong adanya program pendidikan dan pelatihan yang mampu menjembatani kebutuhan ini.
Lebih dari itu, Bro Rivai menekankan pentingnya implementasi nyata dari hasil-hasil kongres ini. Ia berharap diskusi-diskusi dalam kongres dapat melahirkan kebijakan dan proyek konkret yang dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat, seperti inovasi di bidang pertanian, energi terbarukan, atau industri kreatif. Baginya, teknologi berbasis kearifan lokal adalah jalan untuk memperkuat kemandirian bangsa.
Terakhir, Bro Rivai ingin melihat penguatan identitas bangsa melalui teknologi ini. Menurutnya, teknologi yang terinspirasi oleh kearifan lokal harus menjadi ciri khas Indonesia di panggung internasional. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya akan dikenal sebagai pengguna teknologi, tetapi juga sebagai pengembang inovasi yang mendunia.
Dengan penuh semangat, ia mengajak seluruh insinyur Indonesia untuk bersama-sama menjadi garda terdepan dalam menciptakan teknologi berbasis kearifan lokal, demi kemajuan dan kedaulatan bangsa.
“Kita bisa menjadi bangsa yang mandiri dan unggul, tanpa meninggalkan akar budaya kita yang kaya,” tegas Bro Rivai.