Sunday, 28 Dec 2025

Bro Rivai Pembicara Ketahanan Infrastruktur di Rapim Wilayah PII se-Jawa Barat

3 minutes reading
16 Nov 2024

Tanpa lelah, Bro Rivai kembali melakukan aktivitas akademik dan berbagi pengalaman praktis dalam acara sesi diskusi keinsinyuran dalam rangkaian kegiatan Pelantikan Pengurus Cabang 21 Kabupaten/Kota PII se-Jawa Barat dan Rapat Pimpinan Wilayah PII se-Jawa Barat dengan tema “Percepatan Pembangunan Infrastruktur Demi Terwujudnya Indonesia Emas 2045,” Sabtu sore (16/11) bertempat di Hotel Prime Park Kota Bandung Jawa Barat.

Kedatangan Bro Rivai dalam kapasitasnya sebagai anggota Working Group Ketahanan Infrastruktur dan Ketua Bidang Pertahanan dan Industri Strategis yang didaulat sebagai narasumber utama,  disambut oleh segenap Pengurus Wilayah (PW) dan Pengurus Cabang (PC) se-Jawa Barat yang dikomandoi oleh Ir. M. Erpandi D, ST., MT., MKKK., IPM., ASEAN Eng selaku Ketua PW Jabar. Presentasi subtansi materi berlangsung sangat dinamis karena silih berganti pertanyaan yang datang untuk mendalami isu ketahanan infrastruktur di Indonesia.

Fruitful discussion, antusias peserta Rapim sangat semangat dan pertanyaan-pertanyaannya sangat aktual dan berhubungan dengan dunia kerja mereka,” kata Bro Rivai sambil menyampaikan salut kepada PW dan PC yang hebat.

Adapun substansi yang disampaikan oleh Bro Rivai tentang percepatan dan ketahanan infrastruktur itu diawali dengan menjelaskan 8 (delapan) prioritas pembangunan (misi Asta Cita) Prabowo-Gibran.

Menurut Rivai terdapat 6 (enam) butir dari Asta Cita itu berhubungan dengan keinsinyuran. Itulah kemudian target pembentukan Dewan Insinyur Indonesia (DII) harus terwujud karena in line dengan enam butir dimaksud.

Bro Rivai juga menegaskan bahwa ke depan kita saling bahu-membahu untuk meningkatkan harkat dan martabat PII yang lebih tinggi karena bila DII terealisasi, maka bargaining position insinyur atau PII secara kelembagaan bisa selangkah lebih maju karena DII bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

Sementara terkait dengan substansi masalah ketahanan infrastruktur di Indonesia, Bro Rivai menyampaikan posisi Indonesia memiliki Indeks Daya Saing Global (IDSG) mengalami kenaikan mengalahkan Malaysia, Jepang, India, dan Filipina.

Berdasarkan riset Institute for Management Development (IMD) World Competitiveness Ranking (WCR) 2024, Indonesia berada di peringkat ke-27 dari 67 negara dalam IDSG. Peringkat ini merupakan yang terbaik sepanjang lima tahun terakhir Indonesia.

Peringkat daya saing Indonesia terus mengalami kenaikan dalam dua tahun terakhir. Pada tahun 2023, Indonesia berada di peringkat ke-34, naik 10 peringkat dari tahun sebelumnya.

IMD WCR 2024 menggunakan empat indikator untuk menentukan peringkat, yaitu: Performa ekonomi, Efisiensi pemerintah, Efisiensi bisnis, Infrastruktur.Selain itu, IMD WCR 2024 juga memperhitungkan faktor sosial, budaya, dan keberlanjutan lingkungan.Sementara itu, infrastruktur mutu, Indonesia berada di peringkat ke-27 dunia.

“Karena itu, infrastruktur jadi sebuah fondasi bagi negara kita untuk berkompetisi dengan negara lain,” kata Bro Rivai.

Sang Laksamana atau Bro Rivai juga mengingatkan bahwa perlu diatensi oleh pemerintah termasuk para insinyur Indonesia yang terkait bahwa soal ketahanan infrastruktur kita saat ini dinilai masih lemah dan belum memenuhi harapan.

“Secara faktual, berdasarkan data mutakhir IMD menunjukkan bahwa Indonesia masih cukup lemah pada ketersediaan infrastruktur, terutama terkait infrastruktur kesehatan dan lingkungan, pendidikan, sains dan teknologi,” tambahnya.

Usai acara sesi diskusi dilanjutkan sesi foto bersama dengan para pengurus yang dilantik dari semua cabang 21 Kabupaten/Kota PII se-Jawa Barat yang juga sekaligus sebagai peserta Rapim  Wilayah PII se-Jawa Barat. “Saya mengucapkan selamat atas pelantikan Pengurus Cabang 21 Kabupaten/Kota PII se-Jawa Barat, selamat bekerja dan terus mengabdi untuk bangsa dan PII,” tutupnya.

 

1 Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ir R. Gatot Nursinggih Harjanto, MP, IPU 1 year ago

Pengmbangan wilayah perlu sinergitas krn infrastruktur yg dibuat oleh sektor kehutanan utk memungut hadil hutan tidak ada tindsk lanjut. Nila dinergitas terjadi biayanya menjadi efisien

Reply