Usai mengikuti Diskusi dan Silaturrahmi bersama Wakil Ketua Umum PII Periode 2021-2024, Ilham Akbar Habibie, Jum;’at (27/11) di Perpustakaan Habibie & Ainun di Blok L15/7, Jl. Patra Kuningan XIII Blok L15/7 No.5, RT.6/RW.4, Kuningan Timur, Jakarta Selatan, Calon Wakil Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) periode 2024-2027 nomor urut 5, Laksda TNI Dr. Ir. Abdul Rivai Ras, M.M., M.S., M.Si., IPU yang akrab disapa Bro Rivai mengaku mendapatkan inspirasi berharga dari jejak kiprah luar biasa dari Bapak Teknologi Indonesia almarhum Prof.DR. B.J.Habibie yang juga adalah Presiden Ketiga Republik Indonesia ini.
Berkunjung di Perpustakaan yang berisi kurang lebih 5000 buku koleksi Prof.B.J.Habibie, menunjukkan komitmen dan semangat literasi yang kuat dari pemilik atas 64 hak paten di bidang aeronautika ini.
Perpustakaan Habibie & Ainun adalah salah satu perpustakaan yang terletak di kawasan Patra Kuningan, Jakarta Selatan. Perpustakaan ini didirikan oleh almarhum Presiden ke-3 Republik Indonesia, B.J. Habibie, untuk mengenang mendiang istrinya, Hasri Ainun Habibie, sekaligus menjadi pusat edukasi dan inspirasi bagi masyarakat.
Bangunan perpustakaan ini dirancang dengan gaya modern yang mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, cinta, dan penghormatan kepada ilmu pengetahuan. Di dalamnya, terdapat beberapa area yang didedikasikan untuk mengenang perjalanan hidup dan cinta Habibie dan Ainun, termasuk galeri yang memuat foto, barang pribadi, dan dokumen bersejarah.
Perpustakaan ini menjadi simbol cinta intelektual antara Habibie dan Ainun. Selain itu, tempat ini juga menggambarkan semangat Habibie untuk mendorong masyarakat Indonesia menjadi bangsa yang maju, inovatif, dan berbudaya literasi tinggi.
“Sebagaimana teladan yang diberikan oleh Prof. B.J. Habibie, insinyur harus mampu mengembangkan teknologi lokal yang relevan dengan kebutuhan bangsa. Sebuah inovasi tidak perlu selalu rumit, tetapi harus memberikan solusi nyata bagi masyarakat dan meningkatkan daya saing Indonesia. Pesawat N-250 yang dikembangkan pak Habibie adalah contoh nyata bahwa insinyur Indonesia bisa menciptakan teknologi yang sejajar dengan standar global,”ucap Bro Rivai berssemangat.
“Selain menciptakan”, imbuh Bro Rivai, “insinyur juga berperan dalam mentransfer dan mengadaptasi teknologi. Ketergantungan pada teknologi asing tidak selalu menjadi kelemahan jika diiringi dengan kemampuan untuk mempelajari, memodifikasi, dan mengembangkannya lebih lanjut sesuai dengan kondisi lokal. Inilah yang membuat insinyur menjadi kunci dalam mewujudkan kemandirian teknologi bangsa”.
Kolaborasi adalah hal penting lainnya. Insinyur harus bekerja sama dengan akademisi dan pelaku industri untuk memastikan hasil riset dapat diterapkan secara nyata dan memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Di era Revolusi Industri 4.0, insinyur juga diharapkan menjadi ujung tombak dalam pengembangan teknologi seperti kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), robotika, dan big data. Implementasi teknologi ini dapat mendorong efisiensi dan transformasi di berbagai sektor seperti manufaktur, logistik, kesehatan, hingga pendidikan.
Namun, semua upaya ini tidak akan berhasil tanpa regenerasi. Insinyur senior perlu berperan sebagai mentor bagi generasi muda, membimbing mereka agar memiliki etos kerja, keterampilan, dan semangat inovasi yang tinggi. Dengan cara ini, keberlanjutan pengembangan teknologi di Indonesia dapat terjamin.
Yang tak kalah penting, insinyur juga harus mengutamakan etika dan profesionalisme. Teknologi yang diciptakan harus aman, ramah lingkungan, dan membawa manfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Filosofi Prof. Habibie tentang “mencintai bangsa melalui teknologi” harus menjadi pedoman utama bagi setiap insinyur dalam berkarya.
“Dengan visi, kompetensi, dan semangat kolaborasi yang kuat, insinyur Indonesia memiliki potensi besar untuk membawa bangsa ini menuju era kejayaan teknologi. Sebagai agen perubahan, insinyur adalah kunci dalam mewujudkan mimpi besar Indonesia sebagai pemimpin teknologi global”, pungkas Bro Rivai.